Saya mulai hunting giveaway bulan September 2016. Targetnya pengen dapet 10 buku gratis hingga akhir tahun 2016 ini. Saya menggunakan akun twitter @wawha_cuza dan akun instagram @dearlangit untuk ikut dan share info giveaway. Btw, semua nama yang saya mention di bawah ini sesuai dengan nama asli atau akun twitter atau akun instagram-nya.

Hingga akhir tahun saya mendapatkan tujuh buku:

  1. TYPO (Christian Simamora) via twitter
  2. LDR: L’eternita di Roma (Cassandra Massardi & Silvarani) via twitter
  3. SIWA (Amish) via twitter
  4. Ninevelove (J. S. Khairen) via instagram
  5. Holy Mother (Akiyoshi Rikako) via twitter
  6. Yellow Heart (Vini Sadewa) via instagram
  7. Tentang Kamu (Tere Liye) via instagram

Saya juga akan ceritakan sedikit pengalaman saat mendapatkannya. Yuk, dibaca!


1.TYPO (Christian Simamora)

Ada tujuh blog yang saya datangi demi mendapatkan novel ini. Ternyata usaha saya tak sia-sia. Saya mendapat dua novel Typo hasil blogtour + review dari blog milik @irbatko dan @peri_hutan. Namun, karena nama saya double, saya dapat dari @irbatko. Rencananya saya akan meresensinya di blog ini.

Kesan: Rasanya sangat senang saat @irbatko dan @peri_hutan mengabari saya via twitter. Saya juga berterima kasih pada @twigora dan @09061983

@peri_hutan: Menurut kamu typo (kesalahan penulisan) itu penting nggak sih?

@wawha_cuza: Aduh, aku sebenarnya agak nggak ngerti maksud pertanyaannya ya. Typo dalam kepenulisan itu penting? Pertanyaannya ambigu. Ya jelas sebagai penulis kita harus menghindari typo sebaik-baiknya. Walaupun typo itu bakal diurus editor. Sebagai pembaca, aku bakal ngerasa nggak bisa konsen baca tulisan yang banyak typo-nya, sederhananya aku mikir, “Aduh, kok begini aja salah sih,” kenapa penulis dan editornya nggak cek cek dan cek lagi. Typo yang dilakukan penulis menandakan dia cuek terhadap bahasanya sendiri. Memang ada yang berpendapat dari kesalahanlah seseorang belajar, namun untuk sesuatu yang akan dipublikasikan, itu sangat riskan, nama penulis dan editor bahkan penerbit dipertanyakan.

@irbatko: Kenapa kamu menginginkan buku ini?

@wawha_cuza: Aku sering liat buku-buku bang Christian Simamora di toko buku, penasaran, tapi belum ada budget untuk belinya. Maklumlah yaa, buku-buku kuliah (textbook) mahal-mahal jadi harus list prioritas. Academic first. Pas liat ada blog tour dan giveaway, rasanya tuh, aduuh, harus punya nih, pengen baca karya penuliiiiis. Pengen ngoleksi.. apalagi judulnya unik, punya filosofi sendiri TYPO. Um, bisa se-salah apa sih.. hehe.


2.LDR: L’eternita di Roma (Cassandra Massardi & Silvarani)

Saya benar-benar nggak nyangka bisa dapet novel ini di blog @lucktygs karena sudah banyak event giveaway yang gagal saya menangkan.

Kesan: Saya terkejut namun sangat senang saat cek mention dari @lucktygs di twitter. Saya langsung kirim alamat pengiriman ke emailnya lalu @silvarani ikut mention dan bilang kalo novelnya akan segera datang untukku. Hehe.Terima kasih banyak @lucktygs dan @silvarani. Ntar kalo novelnya udah nyampe, aku baca dan buat resensinya di blog ini. Namun hingga saat ini novelnya belum sampai ke tanganku. Hiks.

@lucktygs: Berikan alasan kenapa menginginkan buku ini?

@wawha_cuza: Alasannya? Pertama, karena aku suka buku. Kedua, aku penasaran kisah LDR ini, gimana cara penulis menuangkan kisahnya dan filosofi dari makna judul. Ketiga, karena ini tentang perjalanan ke suatu negara, aku suka belajar budaya dan tempat-tempat di berbagai negara dari sebuah novel. Apalagi di review ini udah kasi spoiler yang bikin kepo dan baper. Keempat, novel gratis, pecinta buku mana sih yang ga doyan buku gratis? Kelima, aku belum pernah baca karya penulis sebelumnya.


3. SIWA (Amish)

Ada 2 buku untuk dari tiap blogger yang jadi host. Aku mengikuti 4 blog dan mendapatkan dari blog @peri_hutan.

Kesan: Buku ini semakin menarik saat saya membaca ulasan-ulasan dari blog host. Dan saya percaya belajar sejarah lebih asyik dari sastra ketimbang buku teks sekolah. Saat kak @peri_hutan mention aku di twitter, aku seneeeeng banget, akhirnya perjuanganku nggak sia-sia.

@peri_hutan: Tulis akun twitter kalian di kolom komentar.

@wawha_cuza: Semoga bisa dapeeet.. dua kan? Satunya untuk aku dong, hihi. Twitter: @wawha_cuza, email: wawcuz@gmail.com


4. Ninevelove (J.S. Khairen)

Giveaway ini mulanya saya ikuti di twitter, saya ikutin blog tour-nya dari 6 host namun semuanya gagal. Kemudian saya nemu giveaway ini di akun twitter kak @noveladdict_ dan coba sekali lagi dan Alhamdulillah saya menang. Saya beneran penasaran sama ide ceritanya yang kental akan kehidupan mahasiswa pers kampus.

Kesan: Saat menjawab pertanyaan dari kak @noveladdict_ saya bener-bener merenungkan pertanyaannya dan berusaha menjawabnya sebaik mungkin dan saat saya di mention menang, ahh, saya ngerasa sesuatu yang diusahakan sepenuh hati pasti akan berbuah manis.

@noveladdict_: Jika cinta tumbuh tanpa alasan, bisakah kebencian juga lahir tanpa alasan?

@dearlangit: Menurutku sebenarnya baik cinta dan benci memiliki alasan. Semua pasti punya alasan namun terkadang kita nggak menyadari. Di situlah poin ‘tanpa alasan’ dimasukkan sebagai pembenaran. Aku menganggap konteks pertanyaanya, bias nggak benci seseorang tanpa alasan (yang disadari)? Bisa aja sih, misalnya aku belum pernah ketemu seseorang, terus pas ketemu, tiba-tiba aku nggak suka bahkan benci ke dia padahal aku bener-bener nggak kenal dia, masa iya bisa langsung benci? Tapi hal itu emang bias terjadi. Dan orang bias mengklaimnya sebagai rasa benci tanpa alasan. Namun, jika mau dipikirkan lebih dalam, pasti ada hal-hal yang dia lakukan, yang tertangkap mata, membuatku nggak suka dengannya. Misalnya, saat ketemu, aku berusaha untuk tersenyum (sebagai cara mengakrabkan diri) namun dia bahkan nggak mau ngelihat aku. Ketika aku ajak bicara, dia jawab singkat-singkat tanpa melihat mataku (yang bias diartikan sebagai suatu tanda dia nggak menghargaiku), atau dia perokok yang ketika aku nunjukkan gesture nggak nyaman tapi dia tetap kekeuh merokok santai di dekatku tanpa merasa bersalah. Hal-hal sederhanan ini bisa menimbulkan rasa nggak suka. Makanya, kesan pertama yang buruk bias membuat hubungan seseorang dengan yang lain kurang baik. Jika berlangsung di beberapa pertemuan, bisa aja rasa benci itu tumbuh subur. Namun, jika seorang teman bertanya, “Kenapa sih kamu nggak suka dia?” Agak susah menjelaskan feeling tersebut sehingga gampangnya aku bakal jawab, “Ya nggak suka aja sih, emang butuh alasan untuk nggak suka?”


5. Holy Mother (Akiyoshi Rikako)

Saya emang selalu suka sama hal berbau Jepang dan saat baca resensi buku Holy Mother ini (yang genre-nya misteri) saya penasaran banget. Saya ikuti semua blog tour-nya dan Alhamdulillah bisa memenangkannya dari akun kak @mandewi.

Kesan: Pas di mention itu, saya langsung teriak senaaang, haha. Saya beneran pengen novel ini tapi nggak begitu yakin bisa menang karena saingannya banyak dan jawaban peserta lainnya bagus-bagus. Terima kasih kak @mandewi, saya akan resensi buku ini di blog ini.

@mandewi: Ceritakan sifat/karakter/kejadian unik (dengan) ibu kalian yang menurut kalian merupakan bentuk perhatian.

@wawha_cuza: Selain penyabar dan tenang, mamakku juga banyak lucunya. Jadi, mamakku selalu suka sama barang-barang yang kupunya, jadi kalo beliau liat lipstikku, menurutnya cantik, dia pun ngerayu supaya ngasi lipstick itu, katanta, “Cantik kali lipstiknya ya. Untuk mamak ya..” Namun, setelah aku memberikannya, mamak memberi uang tambahan untuk beli lipstick baru. Hihihi. Jadi, beliau ingin melihatku, apakah aku bias merelakan sesuatu yang kusukai untuknya, namun setelahnya beliau akan memberi lebih banyak lagi.


6. Yellow Heart (Vini Sadewa)

Saat membaca review dari host giveaway novel ini, saya langsung tertarik. Pasalnya, ide bully, rumah sakit jiwa, depresi selalu menarik bagi saya untuk dibaca. Saya mencoba semua kesempatan di blog tour, namun gagal hingga akhirnya saya menemukan giveaway di akun Instagram @rizkymirgawati. Alhamdulillah saya mendapatkannya.

Kesan: Saat di tag oleh kak @rizkymirgawati bahwa saya memenangkan novel ini rasanya senang sekali. Terima kasih  untuk kak @vinisadewa dan @yacitaaditya.

@rizkymirgawati: Apa yang kamu bayangkan jika mendengar kata Yellow Heart?

@dearlangit: Sejujurnya aku nggak punya gambaran apapun tentang makna dari yellow heart. Aku piker yellow heart menggambarkan keceriaan hati namun dari review di blog @rizkymirgawati justru sepertinya yellow heart itu sesuatu yang nggak enak dan sangat menyakitkan. Apalagi tema yang diangkat adalah kisah remaja yang depresi akibat hinaan dari teman-temannya karena kesulitannya untuk berkomunikasi dengan normal seperti remaja umumnya. Yaps, praktek bullying (mengolok-olok seseorang karena kekurangannya sehingga bisa mengganggu perkembangan psikologis seseorang) dan aku akui sangat kental terjadi di dunia pendidikan Indonesia. Aku rasa tema bullying adalah tema yang perlu dituliskan dan dibaca banyak orang agar meminimalisir orang-orang melakukannya. Pelaku-pelaku bullying perlu sadar bahwa perbuatan mereka (yang terkadang mereka piker bercanda) sesungguhnya bisa merusak hati dan masa depan seseorang yang jadi korban (jika tidak diselamatkan). Jadi, aku sangat tertarik dengan makna filosofis dari judul yellow heart ini, kenapa penulis memilih yellow heart sebagai representasi dari keseluruhan isi novelnya.


7. Tentang Kamu (Tere Liye)

Tere Liye adalah penulis Indonesia favorit saya. Jadi, saat saya tahu ada novel baru, saya sangat ingin memilikinya dan mencoba mendapatkannya secara gratis menjadi opsi pertama. Saya mengikuti semua blog tour yang ada namun gagal. Yah, banyak sekali saingan. Syukurlah kesempatan itu datang lagi di Instagram melalui akun mbak @kanianingsih.

Kesan: Saat di-mention oleh mbak @kanianingsih, rasanya senaaaaaang sekali, saya sampe teriak-teriak heboh gitu padahal posisinya sedang makan di luar bersama sahabat. Rasanya senang sekali, terima kasih mbak @kanianingsih dan @bukurepublika.

@kanianigsih: Untuk mendapatkan novel “Tentang Kamu” buatlah sebuah fiksi mini atau quote yang di dalamnya ada kata “Tentang Kamu” dan “Pulang”. Fiksi mini atau quote sebaiknya mengandung hikmah.

@dearlangit: Setiap kita bertemu, kita bicara banyak hal. Rasanya kita cocok satu sama lain. Kita berdiskusi dan berdebat namun selalu diakhiri dengan tawa dan kesepakatan. Semua orang tahu bahwa kita teman akrab. Suatu hari seseorang bertanya padaku tentangmu. Apa kesukaanmu? Kapan kau lahir? Makanan favoritmu? Alamat lengkap rumahmu? Buku yang benar-benar kau sukai? Apa hobimu? Kabar orang tuamu? Aku terhenyak dan minim bicara, dia berpikir aku tak senang ditanyai tentangmu. Namun ia bersabar, ia pun mengganti strateginya, mencoba membeberkan sedikit pengamatannya.

Dia: Um, dia suka biru atau hitam? Soalnya dia sering pake sesuatu yang dominan berwarna biru atau hitam. Tadi juga dia pake kemeja biru kan? Tas, sepatu dan jam tangannya warna hitam.

Aku: Mungkin.

Dia: Oh, dia agak misterius ya, sebenarnya dia hobi apa sih? Kayaknya baca buku iya, kuliner juga iya, dia introvert tapi ekstrovert juga. Buktinya dia pede setiap presentasi.

Aku: Mungkin juga.

Dia pikir aku hanya ingin memonopolimu untuk diriku seorang. Dia perlu meninggalkanku begitu saja dan hatiku terasa berlubang.

Bukan, bukan karena pemikirannya. Bukan juga karena sikap tak sukanya.

Aku terkejut karena saat itulah kusadari bahwa aku tak tahu apa-apa tentang kamu!

Aku ingin menjawab pertanyaannya, namun aku ragu.

Selama ini aku merasa mengenalmu, namun nyatanya aku tak tahu.

Saat bertemu lagi denganmu, akupun langsung bertanya banyak hal padamu tentang dirimu lalu kau melihatku dengan tatapan heran dan bertanya aku kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu.

Aku: Nggak apa-apa. Aku pengen tahu tentang kamu aja, dari kamunya sendiri, bukan dari orang lain.

Ternyata kau suka warna putih. Hobimu bersepeda. Kau suka melihat langit, pergi ke pantai dan pulang ke rumahmu di desa. Aku bisa saja membeberkan semua yang kutahu tentangnya padamu lewat postingan ini, tapi… ahh, aku ingin menyimpan beberapa untukku sendiri.

Aku menyadari sesuatu setelah semua kejadian itu.

“Ternyata, untuk mengenal seseorang, tak hanya melalui persepsi pribadi dan pengalaman saja namun perlu bertanya langsung padanya. Karena terkadang, apa yang kita lihat, rasa dan dengar, hanya benar di pikiran kita saja.”


Saya merasa sangat bersyukur bisa mendapatkan semua buku ini walaupun target saya sepertinya (karena masih ada beberapa giveaway yang belum diumumkan) tidak tercapai untuk mendapat sepuluh buku hingga akhir tahun. Saya tahu bahwa target hanya menjadi penyemangat saja, kenyataan bahwa saya bisa mendapatkan tujuh buku ini dengan pengalaman seadanya, saya merasa sangat bahagia. Untuk tahun 2017, saya menargetkan 20 buku, hehe. Semoga tercapai.